Pages

Kamis, 01 September 2016

Belajar dari Odol

Tentu  setiap orang mengenal odol bukan.
Coba perhatikan odol.

Odol akan mengeluarkan isinya ketika orang lain memencetnya.

Odol akan mengeluarkan sebesar tekanan yang diberikan.

Ketika dia masih penuh atau masih  baru odol akan mudah keluar.

Makin mendekati habis makin sulit memgeluarkannya.

Butuh tenaga ekstra untuk mengeluarkannya.

Tentu ini akan menyebabkan kesakitan  pada odol.

Jika odol berada ditangan orang boros,  dia tidak terlalu mengalami kesakitan.

Karena jika sudah dirasa agak sulit mengeluarkannya, odol langsung dibuang di tong sampah.  Meski didalamnya masih banyak pasta yang bisa digunakan.

Namun jika odol berada ditangan orang yang hemat.  Dia akan mengalami penyiksaan.  Ditekan tekan dengan keras.  Digulung dan dirobek agar semua pasta yang ada dimanfaatkan dengan baik.

Jika anda  odol  anda pilih ditangan siapa?  Orang yang boros, orang yang mengabaikan  potensi  yang anda miliki.?

Atau berada ditangan orang yang hemat,  yang menekan, menggulung  dan merobek anda namun anda bisa menjadi odol yang sempurna karena kemanfaatan anda dikeluarkan secara  sempurna?

Jika anda memilih dipegang oleh orang yang boros. Anda akan hidup "nyaman " karena anda tidak mendapatkan tekanan  dan tantangan yang berarti.

Namun jika anda tidak bisa menekan diri sendiri  tidak bisa memaksa diri sendiri untuk mengeluarkan potensi yang anda miliki, potensi anda tidak tergali dengan baik.

Tetapi  jika anda memilih ditangan orang yang hemat yang menginginkan anda memgeluarkan seluruh potensi yang anda meliki, anda akan ditekan diremas digulung dan bahkan dirobek robek. Sehingga  anda mengalami kesakitan dan kepedihan.

Namun anda jadi orang yang cemerlang  karena seluruh potensi anda dikeluarkan.

Sebenarnya kesakitan yang anda rasakan berupa tekanan remasan dan robekan tadi tidak pernah anda tidak terlalu rasakan sakitnya jika anda memang mengharapkannya. Justru anda akan merasa  bersyukur dan menikmatinya.

Namun itulah hidup semuanya diserahkan pada kita untuk memilihnya

Namun hukum alam yang berlaku  tiada kecermelangan, tiada kesuksesan yang besar tanpa diraih dengan kerja keras, kesakitan dan bahkan sampai mengeluarkan air mata dan darah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar